Setelah Salurkan 344 Ribu Ton, Badan Pangan Nasional Terus Dorong Bulog Distribusikan Beras SPHP ke Berbagai Saluran

11 September 2025

JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memperkuat langkah percepatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga keterjangkauan harga beras di masyarakat. Selain melalui ritel modern, NFA memastikan beras SPHP juga didistribusikan melalui berbagai saluran lainnya agar manfaatnya semakin luas dirasakan masyarakat. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa keberagaman saluran distribusi menjadi kunci untuk memastikan akses masyarakat terhadap beras SPHP tetap terjamin.

Keberhasilan distribusi beras SPHP tidak hanya bergantung pada volume penyaluran, tetapi juga pada pemerataan dan kedekatan akses dengan konsumen. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar intervensi stabilisasi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dari Sabang sampai Merauke. “Selain penyaluran ke pasar tradisional, tentu kita juga terus masifkan penyaluran ke pasar modern, outlet Perum BULOG, outlet binaan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, BUMN pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM), serta ke depan juga beras SPHP ini kita optimalkan untuk dipasok ke Koperasi Desa Merah Putih (KDMP)," kata Arief seusai rapat bersama Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani dan Ketua Umum Aprindo Solihin, Rabu (10/9/2025), di Jakarta.

“Semakin dekat titik distribusi dengan masyarakat, semakin cepat pula dampak positifnya terhadap stabilisasi harga. Itu sebabnya kami memastikan semua jalur distribusi bergerak secara paralel,” kata Arief Ketua Umum Aprindo Solihin, menyatakan kesiapannya mendukung dan membantu penuh upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan. “Kami siap mendukung dan membantu Badan Pangan Nasional dan BULOG dengan mendistribusikan 800 ribu ton beras SPHP hingga akhir tahun 2025 melalui sekitar 60 ribuan outlet anggota Aprindo.

Dengan jaringan ritel modern yang luas, kami optimis penyaluran ini bisa tepat sasaran dan menjangkau masyarakat luas,” ujar Solihin. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, menekankan pentingnya peran ritel modern sebagai salah satu saluran utama distribusi SPHP di samping pasar tradisional dan operasi pasar. Ia juga menambahkan bahwa BULOG tengah mempercepat produksi beras premium untuk memperkuat suplai di ritel modern.

“Dengan tambahan saluran dari ritel modern, distribusi beras SPHP akan lebih cepat, merata, dan dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelasnya. Sinergi antara NFA, Bulog, dan Aprindo ini menjadi bagian dari strategi nasional menjaga ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga pangan. Dengan begitu, masyarakat tetap terlindungi dari gejolak harga beras yang dapat mengganggu ketahanan pangan nasional.

Adapun Beras SPHP yang disalurkan melalui ritel modern dijual dengan harga Rp 12.500 per kilogram (kg) untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, Sulawesi), Rp 13.100 per kg untuk zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, Kalimantan, NTT), serta Rp 13.500 per kg untuk zona 3 (Maluku dan Papua). Kebijakan zonasi harga ini diharapkan dapat memperkuat efektivitas program stabilisasi pasokan dan harga beras, terutama di tengah meningkatnya permintaan masyarakat. Sementara itu, realisasi penyaluran beras SPHP per 10 September 2025 mencapai 344 ribu ton.

Capaian ini setara 22,97 persen dari total target penyaluran pada tahun 2025 sebanyak 1,5 juta ton.